di tanah tumpah darahku diang,
hujan siang dan malam bertikam lidah, di tanah Banjarmasin kemarau membaham fikir,
kita bertukar kisah di buritan sampan di tumit pagi yang berdarah,
senyummu sepekat air sungai Kuin, lesu terapung,
kopimu kuhirup sehingga lupa kekasihku di gunung...