BUDAYA

Sajak untuk sebuah Mei

19 Nov 2019, 2:36 AM
Sajak untuk sebuah Mei

Setiap musim tawarkan keanehan mimpi

Seperti Mei yang pecahkan malam jadi berkelopak warna-warni

“panta rhei” kata sang masa

dan kitapun percaya daun-daun tarot

yang membaca sabda dan impi

Ada musim yang padamkan memori

seperti September yang tiba dari janji tak terkendali

dan kitapun mengukir arca

buat mengenang poster dan pamflet

tanda yang terbangun dari impi anak manusia

Suatu waktu

kita mencintai pelangi

waktu lainnya, kau aku membenci warna

yang pecah dalam prisma

dan kita lagi pulang dinihari

quatrin nostradamus, kau membacanya

diberat hela nafas

sewaktu kubuka pintu; angin dingin menghantar debu

terhantar juga diantaranya senandung dan lagu

anak manusia,

seperti selalu kita adalah pelupa

gelas-gelas telah lama retak, kata-kata telah lama terdusta dan

selebihnya adalah dosa sejarah yang tak terkafankan;

berapa purnama berlalu, berapa tembok terpecahkan?

masihkan kau impikan negeri sempurna? kataku waktu kita mengadap laut

ombak bergulung, kapal-kapal pecah

tak ada kompas menunjuk ke syurga, katamu.

bahkan dalam taufan badai, kau harus belajar bercinta

masih samudera bernyanyi

masih samudera berlagu

“panta rhei” kata sang masa.

Aziz Zabidi