SASTERA

Perempuan, sihirku

26 Apr 2019, 7:50 AM
Perempuan, sihirku

Jalang mata api, kau resap darahku seperti

aku memasuki tubuhmu kelmarin; menghapus

bisa semburat. Merasai kekeringan dengan

tunas lidahku yang hangus dengan mata

kabur, tak melihat di mana kau gantungkan

air jampi ayat-ayat palsu untuk diteguk keras;

membohongiku lagi dan lagi.

Senyummu kuntum mawar di taring serigala;

aku tetap akan mengulit cermat belahan

garis-garis bibirmu; waktu ia basah, ketika ia kering.

Kulitmu, di permukaan tanganku terasa mulus

sekali gus dingin logam, menyeramkan.

Apakah kau sedang mengingatkan aku

kepada tuhanku, atau sedang ingin

memandang ke dalam diriku yang telanjang?

Benjolan di lehermu sempat aku rawati

tetapi doaku tak didengar; akan kau bawa

naik ke ranjang beradu ini malam.

Aku ingin melekapkan tanganku ke tubuhmu;

merayap perlahan membawa luka yang belum

pernah kau rasakan. Tetapi untuk membayangkan itu saja

aku takut; berundur untuk nanti akan datang lagi melihatmu

dalam mimpi. Keningmu adalah dahan rapuh tempat orang

sepertiku menggantung diri sebagai korban.

Aku dalam jiwamu, penghuni randuk racun.

Hafiz Hamzah