SASTERA

Bulbul, Mawar dan Bulan

30 Jan 2018, 2:08 AM
Bulbul, Mawar dan Bulan

Bulbul:

Kekasih, kau tahu laraku dalam

dengan apa kukatakan aku seorang Parsi?

tidak pada bait Mathnawi dan Diwan, hapus luat semuanya

itu, kalungan emasmu ditempa pelabuhan Ulsan

sari merahmu tenunan Goa

aku sendiri sudah terlalu lama menagih hidup di China

menyaksi sepuluh hari nan panjang di Yangzhou

pelepahku tercarik tragedi sebuah dinasti!

terasing dari daerah sendiri

tak betah meski berbalut perak dan mastuli

ya sudahlah, lurah tidak terturuni, bukit tidak terdaki.

Mawar:

Malam itu kau dendangkan aku;

antara Huntington dan Khatami –

manusia berkelahi tak kenal leluhurnya

pernah sebumbung satu negeri

Judah dan Muhammad berbalas buah catur di Granada

sama bersiul nakal menanti pulang Maria dari gereja

Bulbul jalanmu panjang, hamparan sutera

engkau utusan dua dunia, merentas benua dan negara raya

santak lautan memanggilmu, kerinduan... kerinduan

perantau tidak digentarkan maut dan rindu

perantau hidup mengerti asal mengenal muasal

dan itu bererti Satu, meski cabangnya beribu

Bulan:

Bersahut-sahutan, nyanyi rindu bulbul pada mawar

cinta yang tertekat di semenanjung emas

khayal haruman gaharu dan cendana

dibuai santun pekerti nusantara

dan masih aku

terdampar diam di langit Palestin

Merintih... merintih memanggil amannya Andalus!

Nurul Atira Hamdani

Klang