“sejati...”
gorenganmu laksana aroma kopi hangat
yang membelai rongga hidung lirih
pada redup sayup dinihari
menguji kejaguhan euforia
jemarimu mengkhayalkan fantasi dan aku
yang tak pernah puas dengan keenakan buas
memaksa jasad longlai berhayunan
rela melodi ghairahmu meresap...